Adsense

Selasa, 08 April 2014

Karisma

Banyak orang ingin menjadi sosok berkharisma, namun mereka sendiri bingung mendeskripsikan, apa itu "Kharisma"? Seperti apa "sosok berkharisma" itu sebenarnya?

Dalam konteks di Indonesia, Kharisma sering diterjemahkan sebagai penampilan fisik di mana seseorang harus tampak gagah, bermata tajam, berwajah keras, dan bertubuh atletis. Kharisma seseorang pun - katanya - bisa dilihat dari suaranya yang lantang, tegas, dan menggetarkan jiwa. Atau bisa juga suaranya pelan tetapi mampu membuat orang terkesan dan takjub.

Bahkan ada yang lebih ekstrim menerjemahkan "Kharisma" sebagai bentuk arogansi. Orang yang "pandai" membentak, marah-marah, sombong, dan "tegas" (dalam artian keras kepala) adalah orang yang berkharisma.

Apakah demikian?

Karena di kantor saya, ada banyak orang yang secara fisik seperti itu, tetapi mereka tidak terlihat "berkharisma". Bahkan ada orang yang senangnya marah-marah serta suka terlalu ngotot tanpa dasar mempertahankan pendapatnya. Bukannya dia tampak berkarisma, tapi malah ujung-ujungnya "pikasebeuleun" (menyebalkan).

Sebaliknya, Direktur saya yang berpenampilan sangat sederhana (bahkan paling sederhana dibandingkan para staf yang lain), tubuhnya tidak atletis, ngomongnya pelan, dan tidak pernah marah, justru tampak sangat berkharisma dan memunculkan rasa hormat yang sangat mendalam pada semua stafnya (termasuk saya). Mengapa bisa demikian?

Karena dia perduli.

Selama ini, saya banyak belajar dari orang-orang besar (termasuk para atasan saya), bagaimana bisa menjadi orang berkharisma. Ternyata tips menjadi orang berkharisma dari mereka semuanya sama, yaitu Perduli.

John C. Maxwell - seorang motivator dan penulis mengatakan bahwa :


"Orang Besar" yang dimaksudnya adalah orang berkharisma. Ya, kharisma seseorang muncul ketika kita perduli pada orang lain, dan membuat orang lain menjadi sama berkharismanya dengan kita.

Saya belajar bahwa ketika saya perduli pada orang lain, memahami kebutuhannya, kemudian berperan aktif mendukung kebutuhan, orang akan menghargai usaha kita tersebut. Dari sebuah penghargaan, kemudian muncul respek, yang jika kita pupuk terus-menerus lama-lama akan membuat kita menjadi orang yang berkarisma.

Hampir selalu saya bertemu dan berhubungan dengan orang-orang sulit, keras kepala, menyebalkan, egois, dan "pikaseubeuleun". Dan saat berurusan dengan mereka, saya selalu mempelajari mengapa mereka bersikap demikian. Saya gali masalah-masalah yang sedang mereka hadapi, kemudian saat bertemu mereka, kalimat yang pertama kali muncul dari mulut saya adalah, "Saya tahu Anda ada masalah. Apa ada yang bisa saya bantu?" Meski pun pada saat itu saya sedang punya urusan penting dengannya, tapi saya kesampingkan dulu urusan saya, dan berfokus pada masalah orang tersebut.

Anda tentu mencibir dan mengatakan, "Masalah orang lain ya biarlah orang lain yang menyelesaikannya. Mengapa harus ikut pusing? Kita saja sudah terlalu banyak masalah, buat apa nambah-nambah harus mikirin urusan orang lain? Kepo banget deh....."

Yep... Anda benar sekali. Tapi coba posisikan diri Anda sebagai orang tersebut. Ketika sedang punya masalah berat, lalu ada orang yang datang mengulurkan bantuan, bagaimana perasaan Anda? Kemungkinan besar : Senang. Mengapa karena Anda merasa tidak sendiri. Ada orang lain yang bersiap membantu Anda, menjadi martir buat Anda, dan menjadi SAHABAT buat Anda. Inilah yang lambat-laun akan memupuk rasa respek dan hormat orang lain pada Anda, yang pada akhirnya akan tumbuh menjadi kharisma Anda.

Berfokus pada kepentingan dan perduli pada orang lain adalah kunci untuk mendapatkan karisma yang kita inginkan. Namun untuk mendapatkan karisma tersebut, tidak bisa Anda dapatkan dalam hitungan jam maupun hari, tetapi bisa bulanan bahkan tahunan. Ibarat batu karang yang diterjang ombak, dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi ombak untuk menghancurkan batu karang itu sedikit demi sedikit. Begitu juga usaha kita dalam "menghancurkan" keegoisan, kesombongan, dan arogansi orang-orang demi mendapatkan karisma dan rasa hormat dari mereka.

Jadi... jika Anda ingin menjadi orang berkarisma, milikilah keperdulian pada orang lain. Fokuslah pada kebutuhan orang lain. Semakin kita perduli pada orang lain, karisma itu akan semakin muncul dalam diri kita. Kita tidak perlu memiliki suara yang menggelegar, bentuk tubuh atletis, atau "kemampuan" membentak. Cukup perduli pada sesama dan sekitar yang dilakukan secara terus-menerus, itu sudah membuat kita berkarisma. Buktikan saja.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar